Sabtu, 03 November 2007

Awas, Bahaya Ponsel



Awas, Bahaya Ponsel
Jika etika teknologi sudah dipahami, dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari pemakaian ponsel dapat diminimalisasi.Fenomena ponsel terbilang luar biasa. Menurut survei yang dilakukan, 66% masyarakat Amerika telah menggunakan ponsel. Dan setengah dari mereka membiarkan ponselnya menyala sepanjang waktu. Di Indonesia sendiri pengguna ponsel mencapai 60 juta.

Menariknya, ponsel bahkan sudah menjadi salah satu benda terpenting dalam kehidupan manusia. Sekarang, orang berpikir lebih baik kelupaan membawa dompet ketimbang ponsel. Akhirnya, tak ubahnya obat-obatan psikotropika, ponsel menimbulkan ketergantungan kepada pemiliknya.Efek ketergantungan tersebut hanyalah satu dari sekian banyak dampak negatif pada kehidupan manusia. Di Indonesia sendiri, kemampuan ponsel untuk membuat getaran (vibrate) disinyalir menjadi salah satu alat bantu teroris untuk meledakkan bom dari jarak jauh. Belum termasuk di dalamnya tentang beragam foto dan video klip pribadi yang diambil secara diam-diam menggunakan kamera ponsel oleh oknum tak bertanggung jawab.




Di Amerika, ponsel bahkan disebut-sebut sebagai penyebab meningkatnya kekerasan di sekolah-sekolah. Tidak heran jika akhirnya muncul larangan untuk menggunakan ponsel di tempat-tempat tertentu.Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari perkembangan teknologi ponsel yang akhirnya justru mengancam privasi pemiliknya. Dengan dibenamkannya fitur office misalnya, satu sisi pengguna ponsel merasa terbantu karena bisa bekerja kapan dan di mana saja.




Sementara di sisi lain banyak anggota keluarga yang merasa terabaikan oleh pengguna ponsel yang asyik dengan dunianya sendiri. Tak kalah berbahayanya, fungsi dasar ponsel seperti telpon atau SMS disinyalir juga sebagai salah satu pemicu awal mulanya perselingkuhan sekaligus yang membongkar kasus perselingkuhan itu sendiri. Akhirnya, ponsel pun dikaitkan sebagai salah satu perusak kebahagiaan rumah tangga.

Berkaca pada kasus-kasus tersebut, selain disebabkan oleh oknum tak bertanggung jawab, efek negatif ponsel juga bisa disebabkan oleh minimnya pengetahuan pemilik ponsel akan teknologi. Sebut saja kasus foto pribadi Mayang Sari dan Bambang Tri Atmodjo atau kasus pelajar pesantren yang saling berbagi foto dan video pribadi yang bersifat pornografi dari ponsel ke ponsel.




Menurut Tika Bisono, pakar Psikologi, yang terpenting dan perlu disadari oleh masyarakat adalah etika teknologi, bagaimana pengguna bertanggung jawab untuk ponsel yang dimilikinya sehingga tidak terdorong melakukan hal-hal negatif menggunakan teknologi yang ada. Baiknya ada department atau tim of ethics di setiap industri teknologi (dalam hal ini ponsel) yang tidak hanya memaparkan konten dari teknologi namun juga dampak yang dapat terjadi akibat dari konten tersebut.




“Sehingga masyarakat sadar akan etika teknologi itu sendiri dan dapat memilah antara teknologi yang dipakai dengan kesiapan mental dan tanggung jawab. Bukan sekadar karena mampu membeli saja,” lanjut Tika. Jika masyarakat kita sudah menyadari etika berteknologi itu, otomatis dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari pemakaian ponsel dapat diminimalisir.




Memang sulit kedengarannya, namun semua pihak harus ikut serta menanamkan etika teknologi ini sejak dini, yang bisa dimulai dari lingkungan terdekat kita terlebih dulu.BUZZ!Dicari! Foto PribadiSnap, send, sell. Hanya dengan tiga tahap ini kita dapat mendapatkan keuntungan 50-50 dari foto atau video pribadi yang kita kirim.




Tinggal bergabung di situs bernama Scoopt kemudian manfaatkan fasilitas kamera dan video recording di ponsel. Lalu kirimkan melalui MMS atau mobile email dan situs akan memasarkan foto dan video pribadi itu ke seluruh dunia. Bahkan blog pribadi pun dapat diperjual belikan di sini. Berhati-hatilah karena bisa jadi foto Anda ada di sana.




Teknologi Mission ImpossibleTeknologi eye-scanner untuk autentifikasi seperti di film James Bond sudah semakin dekat dengan realita. Xvista, sebuah perusahaan di UK telah mengembangkan iris scanner portable pertama yang akan diintegrasikan ke dalam ponsel untuk mengautentifikasi pemilik ponsel tersebut. Karena kesempatan memiliki dua iris pada dua manusia berbeda adalah 1 banding 7 miliar yang menjadikan teknologi ini sekuritas level tertinggi dibanding teknologi biometric lainnya.




Dengan teknologi ini, Anda bisa menyimpan foto-foto pribadi tanpa perlu khawatir bernasib serupa dengan Mayang Sari.Pengirim Video DitahanSupir bis sekolah ditahan telah mengirim sebuah video klip prajurit Rusia yang sedang dipancung ke dalam ponsel seorang gadis berusia 12 tahun. John Stoneman, 39, warga Amerika, mengaku telah mengirim video 30 detik tersebut ketika mengantar ke sekolah.




Meskipun si gadis tidak berkata apa-apa namun hal itu diketahui ketika ponselnya hilang dan ditemukan kepala sekolah. Menurut penyelidikan, gadis itu mengalami stress berat disebabkan video itu.Teleskop PonselSerius! Privasi kita benar-benar terancam dengan adanya penemuan ini. Brando Mobile Telescope mengeluarkan 6x optical zoom untuk ponsel. Yang akan disatukan di belakang ponsel di atas lensa terdahulu yang sudah ada. Bayangkan apa saja yang dapat tertangkap dengan pembesaran 6x.

Tidak ada komentar: